ADA TAMU SAAT SHOLAT

S O A L :

Assalaamu'alaikum Wr.Wb.
Kata orang, kalau shalat khusyu’ itu orang disampingnya tidak diketahui. Tetapi orang pernah berkata, jika ada tamu dan kamu lagi shalat, keraskan suaramu, jadi tak konsentrasi dong…..? kan tau atau mendengar kalau ada tamu ………?
( dari : 085235xxxxx)


J A W A B :

Wa'alaikum Salam Wr. Wb.
Saudara penanya yang kami hormati.
Memang benar………, bagi orang-orang shalih, bertemu Allah lewat shalat adalah saat yang paling membahagiakan, karena pada waktu itulah ia bisa mencurahkan semua isi hati dan terus berminajat pada Allah. Ia sangat merasakan kenikmatan berkomunikasi dengan Allah, setelah itu tampak hasil perubahan sikap pada dirinya menuju kesempurnaan akhlak.
Allah berfirman dalam surah Al-Mu’minun ayat 1-3 sebagai berikut :


Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ( yaitu ) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya. ( Al-Mu’minun : 1 – 2 )

Pengertian khusyu’ secara ringkas sebagaimana disampaikan oleh ahli tafsir adalah : bahwa khusyu’ itu merendahkan diri dengan hati, pandangan dan dengan suara.
Memang benar, bahwa orang yang khusu’ itu bisa jadi dia tidak tau siapa yang ada disampingnya. Demikian itu karena ia benar-benar konsentrasi dengan Allah.
Akan tetapi yang demikian itu bukan harga mati, maksudnya…….khusu’ tidak mesti seperti itu, sebab kadang-kadang situasi dan kondisi menentukan lain. Yang jelas, disaat dia shalat dan merasakan nikmat bersama Allah SWT, kemudian dia menampakkan akhlak yang sempurna diluar shalatnya, sikapnya baik, tutur katanya sopan, dan segala tingkah lakunya terpuji. Maka inilah arti sebenarnya dari khusyu’.
Contoh situasi dan kondisi yang menentukan lain adalah disaat ada tamu. Dalam kondisi seperti ini Islam tetap memberikan solusi yang baik, yang tentunya tidak akan merusak makna kekhusyu’an dalam pelaksanaan shalat itu sendiri.
Kejadian seperti itu pernah ada pada jaman Nabi, dan Nabi pun memberikan contoh untuk kita. Boleh dengan cara mengeraskan bacaan shalat atau takbir-takbir kita, atau dengan dehem-dehem, atau bahkan dengan mengangkat tangan. Dan ini bukan berarti tidak khusyu’. Nabi menjelaskan dalam hadist sebagai berikut.


Artinya : Dari Ali k.w ia berkata : “ saya diperbolehkan oleh Rasulullah S.a.w dating kepada beliau, baik diwaktu siang atau diwaktu malam. Dan apabila saya dating kepada beliau diwaktu beliau sedang sholat, beliau mendehem-dehem kepada saya (untuk mengizinkan saya ). (H.R Ahmad, Ibnu Majah dan Nasa’i)

Dalam hadist lain, sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Umar saat minta penjelasan pada sahabat Bilal bin Rabbah tentang cara Nabi menjawab salam disaat beliau sedang shalat, hadist tersebut adalah :


Artinya : dari Ibnu Umar ia berkat : saya bertanya kepada Bilal. Bagaimana tuan lihat Nabi S.a.w mejnawab salam kepada mereka (parasahabat) diwaktu mereka (para sahabat) mengucapkan salam sedang Beliau (Nabi) sedang shalat ?. Bilal berkata : Beliau ( Nabi ) menjawab begini, sambil Bilal membuka tapak tangannya. ( H.R. Abu Daud dan Tirmidzi )

Pada hadist pertama menjelaskan bahwa disaat Ali bertamu ke rumah Nabi S.a.w sedangkan Nabi sedang shalat, maka Nabi berdehem-dehem tanda Nabi mempersilakan masuk. Dan pada hadist kedua, sebagaimana yang dijelaskan oleh sahabat Bilal, bahwa jika ada yang mengucapkan salam sedangkan Nabi dalam keadaan sholat, maka beliau membuka telapak tangannya sebagai isyarat menyuruh tunggu.

Apa yang saudara katakan memang benar adanya, kalau orang benar-benar sedang konsentrasi dalam shalatnya, maka bisa jadi tidak mengetahui tentang siapa yang berdiri disampingnya. Hal demikian terbukti pada saat khalifah Umar bin khattab, dimana saat beliau sedang menjadi Imam saat shalat shubuh, tiba-tiba Abu Lu’lu’ah oaring yang beragama Majusi yang pura-pura ikut shalat jama’ah, tiba-tiba maju kedepan dan menusuk kholifah Umar yang sedang jadi Imam sholat tadi dengan belati sebanyak enam kali, namun khalifah Umar tidak terasa karena khusyu’nya beliau dalam shalat, lalu tiba-tiba terjatuh dan dua hari kemudian beliau wafat.
Pada saat itu para jama’ah yang lain juga tidak mengetahui kalau imamnya yaitu kholifah Umar sedang ditusuk belati oleh orang lain. Ini bukti kekhusyu’an yang luar biasa yang terjadi pada zaman shahabat dulu.


Namun , Apa yang telah diperbuat Nabi saat ada tamu ketika beliau sedang shalat sebagaimana dijelaskan dalam hadist diatas adalah sebagai pelajaran bagi kita dan bukti bahwa sebenarnya Islam itu tidak saklek atau kaku, akan tetapi Islam itu mudah dan tidak memberatkan bagi ummatnya, asalakan kita tahu Ilmunya melalui dalil-dalil yang shahih dan jelas.

Bahkan, dalam hadist lain menjelaskan bahwa Nabi S.a.w pernah menggendong cucunya yang sedang menangis saat beliau shalat, ( yaitu Umamah binti Zainab ). Disaat Nabi sedang berdiri, maka cucunya itu digendongnya, dan apabila beliau sedang sujud maka beliau letakkan cucunya tersebut.
Selain itu ada hadist lain yang tertulis dalam kitab Bulughul Maram, bahwa Nabi membolehkan kepada kita untuk membunuh kalajengking dan ular ketika kita sedang shalat, sebab kedua binatang ini sangat berbahaya apalagi jika kedua binatang ini sedang mengancam jiwa kita.

Saudaraku… khusyu’ dalam shalat itu memang harus. Khusyu’ dalam arti kita merasa nikmat bertemu Allah dalam shalat kita dan bisa kita wujudkan dalam perilaku yang baik setelah kita selesai dari menjalankan shalat. Untuk lebih jelasnya, Ade’ buka lagi Tanya jawab jilid satu yang lalu tentang cirri orang-orang yang khusyu’ dalam shalat dan hasilnya.

Kesimpulannya ……… khusyu’ dalam shalat bukan berarti harus tidak tahu apa-apa, maksudnya……disaat kondisi menentukan lain, dalam hal ini berkaitan dengan adanya tamu yang datang, maka Nabi S.a.w telah memberikan solusi terbaik, yaitu diantaranya dengan cara mengeraskan suara atau mengeraskan takbir-takbir shalat kita, atau dengan dehem-dehem atau dengan mengangkat tangan, yang tentunya hal ini tidak berlebihan dan tidak mengurangi ma’na kekhusyu’an dalam shalat kita. Wallahu a’lam.
3 Responses

  1. Unknown Says:

    Ketika saya sedang salat wajib ada teman pamitan harus bagai mana


  2. Unknown Says:

    Kalau misalnya kita sambut dulu tamunya, kemudian kita lanjutkan sholat nya,apakah boleh?


    About Me

    Foto saya
    Saudaraku... kita ditakdirkan sebagai manusia dengan beragam suku bangsa dan bahasa... namun demikian tentu hal itu bukan jadi penghalang persaudaraan kita. Sekedar untuk diketahui, bahwa saya adalah insan yang dilahirkan dari keturunan Jawa Timur asli. Meski saat ini saya berada di kota Khatulistiwa ( baca Pontianak bersama anak dan istriku tercinta, namun sampai saat ini ayah dan ibuku masih tinggal di kota REOG ( baca Ponorogo). Jelasnya... saya adalah anak rantau, yang meyakini bahwa bumi yang kita pijak ini adalah sama. dan tentunya keyakinan ini juga ada pada diri anda... thanks

    Followers